EVALUASI HASIL PROGRAM BK

I.                    PENDAHULUAN
Aspek hasil merupakan aspek yang seringkali digunakan oleh banyak orang untuk mengetahui keberhasilan suatu program. Pada akhirnya kita dan juga stakeholder (siswa, orang tua, wali kelas, kepala sekolah) ingin mengetahui apakah program bimbingan yang kita selenggarakan memberikan dampak tertentu pada siswa atau tidak. Evaluasi program bimbingan pada aspek hasil merupakan evaluasi yang mengukur sejauh mana capaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam program bimbingan. Evaluasi hasil ini dapat memberikan informasi kepada guru BK/konselor dan juga stakeholder dari program bimbingan, apakah yang diselenggarakn memberikan dampak positif pada siswa. Untuk melakukan evaluasi program bimbingan pada aspek hasil, kita perlu memahami konsep evaluasi program bimbingan pada aspek hasil, serta prosedur pelaksanaannya. Untuk memudahkan Anda memahami evaluasi program bimbingan pada aspek hasil, Anda juga akan diberi contoh hasil evaluasi program bimbingan pada aspek hasil.

II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana konsep evaluasi hasil program bimbingan?
B.     Bagaimana prosedur pelaksanaan evaluasi hasil program bimbingan?
C.     Bagaimana penyusunan laporan evaluasi hasil program bimbingan?

III.             PEMBAHASAN
A.    Konsep evaluasi program konseling
Evaluasi hasil adalah evaluasi yang bertujuan untuk mengukur, menginterpretasikan, dan menilai pencapaian program (Hadi & Mustrofin, 2006:176). Feedback atas pencapaian/prestasi ini penting selama pelaksanaan program dan sebagai sebuah kesimpulan. Evaluasi hasil juga bertujuan mengumpulkan deskripsi dan penilaian terhadap iuran (outcome)dan menghubungkan  itu semua dengan objektif, tujuan, input, dan informasi proses, serta untuk menginterpretasikan kelayakan dan keberhargaan program. Evaluasi hasil dapat dilakukan dengan membuat definisi operasional dan mengukur kriteria objektif, melalui mengumpulkan data dari siswa.[1]
Jenis evaluasi pelaksanaan program ini diadakan melalui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh seseorang yang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan bimbingan dan melalui peninjauan terhadap kgiatan itu sendiri dalam berbagai aspeknya. Peninjauan evaluatif itu memusatkan perhatian pada efek-efek yang dihasilkan ssuai dengan tujuan-tujuan bimbingan yang dikenal dengan nama evaluasi produk/ valuasi hasil. Jadi, untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan program bimbingan di sekolah dapat dilihat dari hasil yang diperoleh dari pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah. Sedangkan untuk mendapat gambaran tentang hasil dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka harus dilihat dalam diri siswa yang memperoleh layanan bimbinan itu sendiri. Penilaian terhadap hasil lebih menekankan kepada pengumpulan data atau inforamsi mengenai keberhasilan dan pengaruh kgiatan layanan bimbingan yang telah diberikan. Dengan kata lain, evaluasi terhadap hasil ditujukan kepada pencapaian tujuam program, baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.[2]
Prayitno mengungkapkan sasaran evaluasi BK berorientasi pada perubahan tingkahlaku, oleh karena itu evaluasi BK tidak dapat diberlakukan melalui ulangan, pemeriksaan hasil dllmelainkan diberlakukan dalam proses pencapaian kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa atau klien. Evaluasi dalam pelaksanaa layanan BK ditujukan pada perolehan siswa atau klien yang menjalani layanan peroehan ini pada dasarnya diorientasikan kepada permasalahan klien dengan permasalahan pokok yaitu dengan melihat apakah masalah klien tersebut terentaskan, perolehan klien itu diarapkan dapat lebih menunjang terbinanya tingkah laku positif klien, khususnya berkenaan dengan permasalahan dan perkembangan diri pada umumnya.[3]
Evaluasi hasil dalam program bimbingan dan konseling khususnya pada program bimbingan tentunya berbeda dengan evaluasi hasil dalam pembelajaran bidang studi. Hasil yang hendak dicapai melalui pembelajaran bidang studi umumnya bersifat jangka pendek, artinya dalam jangka waktu 6 bulan atau satu (1) semester perubahan kompetensi dapat terlihat. Kondisi ini berbeda dengan hasil yng diharapkan dalam program bimbingan dan konseling khususnya program bimbingan. Pada program bimbingan dan konseling khusunya program bimbingan pembentukan kompetensi yang dikehendaki melalui program dicapai melalui sebuah proses. Gysbers (2006) menyatakan bahwa pada program bimbingan (guidance currciculum)kompetensi yang akan dibentuk melalui tiga (3) tahapan, yaitu perceptualization, conceptualization, dan generalization. Berdasarkan pemahaman bahwa bahwa pembentukan kompetensi tersebut melalui sebuah proses, maka aspek hasil bukanlah merupakan aspek tunggal. Artinya kita masih dapat membagi lagi aspek hasil pada program bimbingan menjadi beberapa bagian berdasar kanjangka waktunya.
Beberapa ahli mengajukan berbagai konsep mengenai hal ini. Pusat Kurikulum (2004) mengajukan adanya penilaian segera (laiseg), penilaian jangka pendek (laijapen), dan penilaian jangka panjang (laijapan).
Evaluasi hasil yang paling mungkin dilakukan oleh BK/Konselor adalah evaluasi hasil jangka pendek. Evaluasi hasil jangka pendek ini dilakukan melalui pengukuran terhadap berbagai tujuan program dalam satu semester. Evaluasi hasil jangka pendek ini memiliki dua manfaat sekaligus. Pada satu sisi, evaluasi hasil jangka pendek dapat memberikan informasi mengenai apakah program bimbingan yang dilaksanakan memberikan dampak pada siswa. Pada sisi yang lain, hasil dari evaluasi ini dapat digunakan sebagai bahan informasi mengenai sejauh mana perkembangan siswa. Artinya melalu evaluasi hasil ini, sebagai guru BK/Konselor kita dapat melaporkan sejauh mana capaian kompetensi siswa atau klien yang kita berikan program/layanan pada periode tertentu (misalnya dalam satu semester). Kompetensi yang akan dibentuk melalui program bimbingan (guidance curriculum) dikembangkan berdasarkan tugas perkembangan. Kemudian dijabarkan menjadi kompetensi-kompetensi (competences) yang akan menghasilkan tujuan-tujuan layanan (objektif). Erford (2004) mengajukan struktur hierarki system kompetensi dalam kurikulum bimbingan sebagai berikut.
Rounded Rectangle: S1
 


                                                                                    
 



Rounded Rectangle: 05Rounded Rectangle: 0444Rounded Rectangle: 03Rounded Rectangle: 02                                      

Keterangan :
S = Tugas Perkembangan
C = Competences
O = Objective (Tujuan Layanan)
Berdasarkan bagan di atas, maka dalam program bimbingan keseluruhan objektif atau tujuan layanan dibagi dalam tiap semester sesuai dengan tingkatannya. Evaluasi program bimbingan pada aspek hasil kemudian dilakukan pada akhir semester untuk mengukur pencapaian siswa pada setiap objektif atau tugas layanan tersebut. Sehingga tiap semester pencapaian kompetensi dan tujuan layanan yang dilaporkan oleh guru BK/Konselor berbeda-beda sesuai dengan kompetensi atau tujuan layanan pada tiap semester.[4]
Penggunaan hasil evaluasi yang dilakukan dalam konseling biasanya digunakan untuk memperkirakan keberhasilan upaya pengentasan masalah klien, memperkirakan perolehan klien dalam berkelanjutan perkembanganna, penyusunan laporan pada pihak pihak yang memerlukan, bahan pertimbangan untuk pemberian dan pertimbangan program-program kegiatan BK dan kemampuan guru pembimbing, dan memperkuat akuntabilitas BK.[5]
B.     Prosedur pelaksanaan evaluasi hasil program bimbingan
1.      Menentukan tujuan evaluasi
         Tahap pertama dalam melakukan evaluasi adalah menentukan tujuan evaluasi. Penentuan tujuan ini merupakan hal yang sangat penting karena brdasarkan tujuan inilah guru BK/Konselor sekolah akan melakukan evaluasi. Tujuan evaluasi secara umum berkaitan dengan dua hal, pertama berkaitan dengan aspek yang akan dievaluasi dan dengan objek evaluasi dan kompetensi yang diukur adalah kompetensi dalam program bimbingan. Berdasarkan dua hal itu, maka pada aspek hasil ini evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat program bimbingan memberikan pengaruh pada pencapaian kompetensi/tujuan layanan yang telah ditetapkan.
2.      Menentukan kriteria evaluasi
         Sebuah program akan dikatakan berhasil dan sukses apabila memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu standar, dan indicator. Maka ketiga konsep tersebut tentunya tidak sama, akan tetapi memiliki kaitan satu dengan yang lainnya. Mutrofin dan Hadi menjelaskan kriteria merupakan karakteristik program yang dianggap basis penting untuk melaksanakan riset evaluasi pada program tersebut.
Pemberian nilai pada kriteria didasarkan pada keyakinan, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, dan hasil kajian teoristik, menurut Schimdt menjelaskan empat cara untuk menentukan kriteria dalam evaluasi outcome(hasil). Yaitu menggunakan pencapaian melalui persentase, membandingkan pencapaian siswa yang mengikuti program dan yang tidak mengikuti program, menanyakannya pada siswa, orang tua, atau guru, serta dengan membandingkan skor pre-test dan post-test(Schimdt, 1999:264).


                                       Kriteria Keberhasilan Program Bimbingan pada aspek hasil
Komponen
Indikator
Kriteria
Hasil
Tujuan Layanan tercapai
Terdapat perbedaan pencapaian kompetensi/tuuan layanan sebelum dan sesudah diberikan program bimibngan

3.      Memilih desain evaluasi
      Desain evaluasi program merupakan suatu rencana yang menunjukkan waktu evaluasi akan dilakukan, dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan dan untuk mengukur hasil suatu program bimbingan dan konseling tentunya diperlukan desain yang sesuai dengan karakteristik program tersebut.

 








                                Desain Evaluasi Perencanaan Program Bimbingan pada aspek hasil
4.      Menyusun tabel perencanaan evaluasi
Berdasarkan tujuan evaluasi yang sudah kita tetapkan, maka kita menyusun tabel perencanaan evaluasi.


                        Perencanaan evaluasi pada aspek hasil
Komponen
Indikator
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Produk
Pencapaian kompetensi/tujuan layanan
Siswa
Memberikan instrument tingkat pencapaian hasil

Berdasarkan keempat komponen tersebut, maka kita dapat menjabarkan indikator-indikator. Kemudian, berdasarkan indikator tersebut maka kita dapat menentukan sumber datanya dan cara bagaimana mengumpulkan data tersebut.
5.      Menentukan instrumen evaluasi
      Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi ini adalah dengan memberikan instrument berupa angket.
Teknik pengumpulan data dan instrument pengumpulan data pada aspek hasil
Komponen
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang Digunakan
Hasil
Memberikan angket mengenai pencapaian kompetensi/tujuan layanan di awal semester dan akhir semester
Angket pencapaian kompetensi/tujuan layanan program bimbingan

6.      Menentukan teknik analisa data
      Analisis datapada aspek hasil menggunakan teknik analisis kuantitatif untuk mengetahui pengaruh program bimbingan pada pencapaian kompetensi/tujuan layanan siswa. Hal tersebut dilakukan melalui membandingkan pencapaian siswa terhadap kompetensi/tujuan layanan pada awal semester dan akhir semester. Untuk mengetahui perbandimgam antara pencapaian siswa terhadap kompetensi/tujuan layanan pada awal dan akhir semester maka digunakan rumus sebagai berikut:
E = X  x 100 %
      N
Keterangan :
E = deskriptif persentase
X = frekuensi yang dicari
N = jumlah total responden.

C.     Penyusunan laporan evaluasi hasil program bimbingan
           Evaluasi hasil program bimbingan merupakan evaluasi yang memiliki dua (2) manfaat. Pertama, evaluasi memberikan informasi capaian tujuan program secara umum. Informasi ini dapat menjadi dasar menentukan efektivitas program. Kedua, hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk membuat laporan perkembangan siswa. Artinya, berdasarkan hasil evaluasi, kita dapat mengetahui sejauh mana capaian siswa terhadap berbagai kompetensi (tujuan layanan) yang ingin dibentuk.
            Berdasarkan dua manfaat di atas, berdasarkan evaluasi hasil program bimbingan yang dilakuka, kita dapat membuat dua laporan hasil evaluasi, meliputi: laporan evaluasi kelompok, serta laporan perkembangan siswa (individual). Laporan kelompok merupakan laporan hasil evaluasi yang berisi gambaran umum (kelompok) pencapaian tujuan program bimbingan dalam satu semester. Laporan hasil sevaluasi terdiri dari tiga komponen yaitu: deskripsi data hasil evaluasi, analisis data hasil evaluasi, serta keputusan.
            Laporan perkembangan siswa adalah laporan yang berisi perkembangan siswa setelah diberikan program bimbingan yang berisi pencapaian siswa terhadap kompetensi (tujuan layanan) pada program bimbingan dalam satu semester.
contoh
            Contoh hasil laporan  evaluasi hasil program bimbingan (laporan individu)
Nama : Andi
Kelas : XII SMA N Jakarta
Setelah mengikuti kegiatan bimbingan selama satu semester, andi memiliki beberapa perubahan pada perilaku sebagai hasil dari program bimbingan. Perubahan tersebut cukup signifikan melihat kompetensi awal.

no
Kategori
Awal smstr
Akhir smstr
1
Tujuan layanan 1 : memiliki konsep diri positif
2 (rendah)
7 (baik)
2
Tujuan layanan 2 : memahami kecerdasan
1 (rendah)
7 (baik)
3
Tujuan layanan 3 : mengenal bakat yang dimiliki
4 (cukup)
5 (cukup)
4
Tujuan layanan 4 :  memahami jurusan yang ada diperguruan tinggi
2 (rendah)
6 (baik)

Berdasarkan table diatas, diketahui bahwa konsep diri Andi sebelum diberikan layanan mengenai konsep diri positif termasuk dalam kategori rendah, akan tetapi setelah diberikan layanan konsep diri Andi berubah menjadi baik, begitu seterusnya. [6]
Beberapa kriteria keberhasilan yang dapat dijadikan landasan suatu penilaian, dapat kita lihat dari hasilyang ingin diperoleh dari tujuan pelayanan bimbingan, menurut Partowisastro kriteria keberhasilan dilihat dari kriteria keberhasilan pelayanan kepada murid dan kriteria keberhasilan kepada guru.

a.       Kriteria keberhasilan pelayanan kepada murid atau klien
1.      Menerima diri sendiri baik mengenai kekurangan atau kelebihannya.
2.      Memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang benar mengenai dunia sekitarnya, sehingga mendapat tingkat social yang selaras.
3.      Dapat memehami dan memecahkan masalahnya sendiri.
4.      Dapat memilih secara tepat dan menyelesaikan tingkat studidan berhasil sesaui tingkat kemampuannya dan lain-lain.
b.      Kriteria keberhasilan pelayanan  kepada guru
1.      Guru berpartisipasi dan membantu pelaksanaan program BK
2.      Guru menggunakan vasilitas staff BK.
3.      Ada keseragaman sikap dan tindakan terhadap murid diantara guru-guru dan staff  BK.
4.      Guru memberikan informasi murid kepada staff BK.
5.      Guru memperlakukan murid sesuai dengan keadaan dan kemampuan murid dan lain-lain.[7]

IV.             KESIMPULAN
                 Evaluasi hasil adalah evaluasi yang bertujuan untuk mengukur, menginterpretasikan, dan menilai pencapaian program (Hadi & Mustrofin, 2006:176). Evaluasi hasil yang paling mungkin dilakukan oleh BK/Konselor adalah evaluasi hasil jangka pendek. Evaluasi hasil jangka pendek ini dilakukan melalui pengukuran terhadap berbagai tujuan program dalam satu semester. Evaluasi hasil dalam program bimbingan dan konseling khususnya pada program bimbingan tentunya berbeda dengan evaluasi hasil dalam pembelajaran bidang studi.

V.                PENUTUP
                  Demikianlah makalah dari kami, tersadar bahwa di dalam penulisan makalah ini banyak kekurangannya. Maka dari itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat saya nantikan guna untuk menyempurnakan makalah kami berikutnya. Semoga makalah ini memberikan faidah dan serta bermanfaat bagi kita semua.  











[1] . Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, (Jakarta: Permata Puri Media, 2014), hlm. 111.
[2] . Dewa ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), hlm. 87.
[3] . Amirah Diniati, Evaluasi Bimbingan Konseling, (Pekan Baru Riau: Zanafa Publishing, 2012), hlm. 72-73.
                            [4] . Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, hlm. 112-114.
[5] . Amirah Diniati, Evaluasi Bimbingan Konseling, hlm. 80.
[6] . Aip Badrujaman, Teori dan Aplikasi Evaluasi Program Bimbingan Konseling, hlm. 114-118.
[7] . Amirah Diniati, Evaluasi Bimbingan Konseling, hlm. 77-79.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ASAS DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING PERKAWINAN DAN KELUARGA ISLAMI

MANAJEMEN STRESS DALAM PSIKOLOGI KONSELING