MANAJEMEN STRESS DALAM PSIKOLOGI KONSELING

I.                   PENDAHULUAN
Dewasa ini stress merupakan hal yang lumrah terjadi pada setiap individu, bagaimana tidak sebab kehidupan zaman sekarang yang serba maju di segala bidang menuntun manusia harus mengikuti arus perkembnagan yang sangat pesat tersebut. Dinamika tersebut melahirkan tuntutan – tuntutan yang tentunya meninbulkan dampak negative bagi jiwa (psikis) dan rohani (psikologis) seseorang.
Stress yang terlalu berat dapat mengancam dan menghambat kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, karenanya secara umum stress sering diterapkan sebagai tekanan umum terhadap perasaan hidup manusia. Dalam konteks organisasi, stress yang sering dialami diri para pekerja dapat berkembang  berupa gejala tekanan sebagai factor penggangu terhadap prestasi kerja  mereka. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang manajemen stress.
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa yang di maksud dengan stress?
B.     Bagaimana Tahapan Stress?
C.     Apa Saja Gejala – Gejala Stress?
D.    Apa Saja Factor Penyebab Stress?
E.     Bagaimana Manajemen Stress itu?

III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Stress
Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Stress yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk mengahadapi lingkungannya. Yaitu seseorang dianggap tidak wajar oleh lingkungannya
Menurut Robbins (2001:563) stress dapat juga diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.[1]
Yang dimaksud dengan stress (Hans Selye, 1950) adalah respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadapa setiap tuntutan beban atasnya. Misalnya bagaimana respons tubuh seseorang manakala bersangkutan mengalamai beban pekerjaan yang berlebihan. Bila ia sanggup mengatasinya artinya tidak ada gangguan pada fungsi organ tubuh, maka dikatakan yang bersangkutan tidak mengalami stress.[2]

B.     Tahapan Stress
Gejala-gejala stress pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena perjalanan awal tahapan stress timbul secara lambat. Dan baru dirasakan bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya sehari-hari baik dirumah, di tempat kerja ataupuan di pergaulan lingkungan sosialnya. Dr. Robert J.Van Amberg (1979) dalam penelitiannya membagi tahapan-tahapan stress sebagai berikut :
1.      Stress Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebgai berikut :
a.        Semangat bekerja besar
b.      Penglihatan tajam tidak seperti biasanya
c.       Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya
d.      Merasa senang dengan pekerjaanya
2.      Stress Tahap II
Keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stress tahap II adalah sebagai berikut :
a.       Merasa letih sewaktu bangun pagi
b.      Merasa mudah lelah sesudah makan siang
c.       Lekas merasa mudah lelah menjelang sore hari
d.      Sering mengeluh lambung
e.       Detakan jantung lebih keras dari biasanya
f.       Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang
g.      Tidak bias santai
3.      Stress Tahap III
Keluhan yang semakin nyata mengganggu pada stress tahap III yaitu :
a.       Gangguan lambung dan usus semakin nyata
b.      Ketegangan otot semakin terasa
c.       Perasaaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat
d.      Gangguan pola tidur
4.      Stress Tahap IV
Gejala stress tahap IV akan muncul tanda-tanda sebagai berikut :
a.       Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan menjadi membosankan
b.      Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan untuk merespon
c.       Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan rutin sehari-hari
d.      Seringkali menolak ajakan karena tidak ada semangat
e.       Daya ingat menurun
f.       Timbul perasaan takut dan cemas yang tidak dapat dijelaskan
5.      Stress Tahap V
a.       Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam
b.      Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringa dan sederhana
c.       Gangguan system pencernaan semakin berat
d.      Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan, mudah bingung dan panic
6.      Stress Tahap VI
a.       Debaran jantung sangat keras
b.      Susah bernafas
c.       Sekujur badan terasa gemetar
d.      Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
e.       Pingsan [3]
C.    Gejala-gejala Stress
Untuk mengetahui diri kita atau orang lain mengalami stress atau idak, dapat dilihat dari gejala-gejala fisik maupun psikis. Gejala fisik diantaranya ditandai dengan sakkt kepala, lambung, hipertensi, jantung, insomnia,kurang selera makan dan sering buang air kecil.
Sedangkan gejala psikis dari stress meliputi gelisah atau cemas, kurang dapat berkonsentrasi dalam belajar atau bekerja, sikap apatis, pesimis, hilang rasa humor sering marah-marah dan bersikap agresif baik secara verbal ataupun non verbal.[4]
D.    Factor Penyebab Stress
Menurut Robbins (2001) ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu :
1.      Factor Lingkungan
Keadaan lingkungan yan tidak menentu akan dapat menyebabkan pengaruh pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam fakto lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu ekonomi, politik dan teknologi.
2.      Factor Organisasi
a.       Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas
b.      Interpersonal Demands
Mengidentifikasi tekanan yang diciptakan oleh karywan lainnya dalam organisasi
c.       Organitational Structure
Mengidentifikasi tingkat perbedaan dalam organisasi dimana keputusan tersebut dibuat dan jika terjadi ketidakjelasan dalam struktur maka akan mempengaruhi kinerja seseorang
d.      Organizational Leadership
Tekanan yang terjadi atau berasal dari pimpinannya
3.      Factor Individu
Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang dapat menimbulkan stress terletka pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang tersebut.[5]
E.     Manajemen Stress
Manajemen stress adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi orang-orang dan kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan. Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari stress. Namun stress dapat dikelola sehingga justru dapat menimbulkan nilai positif bagi seseorang. Stress tidak boleh dihilangkan sama sekali karena dia membantu kelangsungan hidup dan memberikan kelangsungan hidup. (Mudjadidd,Diffy:2005)[6]
upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress diantaranya ;
a.       Makanan
Makan dan minum hendaknya yang halal dan baik serta tidak berlebihan, berhenti makan sebelum kenyang. Jadwal makan hendaknya diatur pagi, siang dan malam. Menu makanan hendaknya bervariasi sehingga tidak menyebabkan kebosanan.
b.      Tidur
Tidur adalah onbat alamiah yang dapat memulihkan segala keleetihan fisik dan mental. Tidur adalah kebutuhan mutlak bagi makhluk hidup terutama manusia. Tidur yang baik adalah 7-8 jam dalam semalam. Sebab bila tidur hanya 3-4 jam maka kekebalan akan cepat menurun.
c.       Olahraga
Untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan fisik maupun mental oalahraga sangat dibutuhkan tidak perlu mahal, dengan lari pagi, senam satu minggu dua kali itu sudah cukup untuk mengeluarkan keringat sehat dari tubuh.
d.      Rokok
Tidak merokok adalah kebiasaan hidup yang baik bagi kesehatan dan ketahanan serta kekebalan tubuh.
e.       Minuman keras
Menghindari minuman keras  (yang mengandung alcohol) adalah kebiasaaan hidup yang sehat.
f.       Berat badan
Orang yang kelebihan berat badan atau sebaliknya akan menurunkan daya tahan tubuh. Perhitungan berikut dapat menjadi pegangan seseorang untuk menghitung berat badan yang ideal: yaitu tinggi badan dikurangi 100 kemudian dikurangi 10%.
g.      Pergaulan
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stress maka orang hendaknya banyak bergaul.
h.      Waktu
Pengaturan waktu dalam kehidupan sehari-hari menjadi amat penting. Seseorang hendaknya pandai dan bijak dalam mengatur waktu untuk kerja, keluarga, rekreasi, tidur dan aktifitas lainnya.
i.        Agama
Berbagai penelitian membuktikan bahwa tingkat keimanan seseorang erat hubungannya dengan imunitas atau kekebalan baik fisik maupun mental.
j.        Rekreasi
Rekreasi dapat membebaskan diri dari kejenuhan dan amatlah baik untuk memulihkan ketahanan dan kekebalan fisik maupun mental.
k.      Social Ekonomi
Seseorang hendaknya dapat mengatur keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran.
l.        Kasih Sayang
Salah satu kebutuhan dasar manusia selain sandang, pangan dan papan adalah kebutuhan psikologik yaitu mencintai dan dicintai dengan penuh rasa kasih saying. Penelitian di Amerika menyatakan bahwa 80% para eksekutif menderita stress karena factor kehidupan keluarga yang tidak harmonis.[7]

IV.             KESIMPULAN
Jadi, dapat di simpulkan bahwa stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang. Dalam stress mempunyai beberapa tahap stress yaitu dari tahap I ke tahap VI. Gejala stress bisa di lihat dari fisik dan psikis. Factor penyebab stress ada tiga yaitu factor lingkungan, factor organisasi dan factor individu. Manajemen stress adalah kemampuan untuk mengendalikan diri ketika situasi orang-orang dan kejadian yang ada memberi tuntutan yang berlebihan. Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari stress.
V.                PENUTUP
Demikian makalah dari kelompok kami, semoga bermanfaat. Terima kasih atas perhatian dari temen – temen. Kritik dan saran kami harapkan untuk perbaikan ke depan.









DAFTAR PUSTAKA
Hawari, Dadang. Manjemen Stress Cemas dan Depresi, Jakarta : Badan Penerbit FKUI, 2001.
Nasrudin, Endi. Psikologi Manajemen, Bandung : CV pustaka setia, 2001.
Mashudi, Farid. Psikologi Konseling, Jogjakarta : IRCiSoD, 2014.
http://andishimawan.blogspot.co.id/2013/05/makalah-stre.html di akses pada tanggal 6 Desember 2016 pada pukul 10.13 WIB






[1] Endi Nasrudin, Psikologi Manajemen, Bandung : CV pustaka setia, 2001, hlm. 563
[2] Dadang Hawari, Manjemen Stress Cemas dan Depresi, Jakarta : Badan Penerbit FKUI, 2001, hlm.17
[3] Dadang Hawari, Manjemen Stress Cemas dan Depresi, Jakarta : Badan Penerbit FKUI, 2001, hlm. 27-33
[4] Farid Mashudi, Psikologi Konseling, Jogjakarta : IRCiSoD, 2014, hlm. 192
[5] Endi Nasrudin, Psikologi Manajemen, Bandung : CV pustaka setia, 2001, hlm. 565-567
[6] http://andishimawan.blogspot.co.id/2013/05/makalah-stre.html
[7] Dadang Hawari, Manjemen Stress Cemas dan Depresi, Jakarta : Badan Penerbit FKUI, 2001, hlm.116-128

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EVALUASI HASIL PROGRAM BK

ASAS DAN TUJUAN BIMBINGAN KONSELING PERKAWINAN DAN KELUARGA ISLAMI